Kebutuhan oli untuk mesin bensin dan diesel berbeda karena karakteristiknya yang berbeda. Perbedaan utama antara keduanya adalah pada viskositas dan kandungan detergennya.
Oli mesin diesel memiliki viskositas yang lebih kental
Oli mesin diesel memiliki viskositas yang lebih kental dan kandungan detergen yang lebih tinggi daripada bensin untuk memenuhi kewajiban bekerja di lingkungan yang sangat panas dan terdapat sisa jelaga.
Oleh karena viskositasnya yang lebih tinggi, diharapkan dapat bertahan di suhu ruang bakar yang tinggi tanpa mengganggu racikan kimianya.
Namun, detergen digunakan untuk membersihkan jelaga agar tidak berubah menjadi kerak di bagian mesin. Kerak dapat mengganggu kinerja mesin.
BACA JUGA: Rekomendasi Penggunaan Bahan Bakar Mesin Diesel Toyota
Mesin Bensin Pakai Oli Diesel
Oleh karena itu, yang menggunakannya menghadapi risiko start-up yang tinggi, yang, karena oli lebih kental, menyebabkan tarikan yang ikut berat.
konsumsi bensin boros dan emisi gas buang
Dalam jangka panjang, konsumsi bensin boros dan emisi gas buang tinggi adalah akibatnya.
Karena oksidasi, formula pembilas jelaga akan mengendap di ruang mesin dan menciptakan lapisan gel di filter oli dan celah di komponen mesin.
Karena fungsi pelumas terhalang oleh gel, oli tidak dapat bersirkulasi dengan baik dan komponen aus dengan cepat. Tanda-tandanya dapat dilihat dari tarikan mesin berat dan hampir pasti boros bensin.
Mesin Diesel Pakai Oli Bensin
Apa yang terjadi dengan oli yang berasal dari mesin bensin yang digunakan oleh mesin diesel? Jika kekentalan oli tidak sesuai, mesin akan overheat karena sistem pendinginan oli tidak berfungsi dengan baik.
Potensi mesin rusak bisa terjadi kapan saja
Dalam jangka panjang, formula oli juga akan rusak, menghentikan pelumas untuk melakukan empat fungsi utamanya dengan baik. Dengan demikian, kerusakan mesin dapat terjadi kapan saja.
Selain itu, oli mesin bensin tidak memiliki fungsi detergensi yang sama dengan oli mesin diesel. Jelaga akan menempel pada komponen mesin, terutama piston, dan menghasilkan kerak.
Kerak tidak hanya menahan panas yang keluar dari piston mesin, tetapi juga mencegah pelumas mendinginkan piston. Dalam kasus terburuk, piston memuai, menyebabkan mesin berhenti bekerja.
Selain itu, kerak yang menempel menyebabkan pembakaran yang bergantung pada tekanan piston tidak berjalan dengan baik, yang mengakibatkan peningkatan konsumsi bahan bakar berbahan bakar (BBM) dan penurunan jumlah energi yang dihasilkan.
BACA juga: Efek Buruk Terjebak Penggunaan Oli Palsu
Cara Membedakan Oli Mesin Diesel dan Bensin
Oleh karena itu, oli mesin yang dijual di pasar bebas biasanya memiliki dua API Service. Misalnya, API SL/CF menunjukkan klasifikasi oli untuk mesin bensin, dan API CF menunjukkan tingkat oli untuk mesin diesel.
Kode SAE atau kekentalan oli mesin, seperti SAE 10W-30 dan SAE 10W-40, adalah alat tambahan untuk mengetahui seberapa cocok oli mesin untuk digunakan. Angka yang lebih besar di belakang kode SAE menunjukkan bahwa oli tersebut lebih kental.
Lihat buku manual untuk mengetahui spek oli mesin mobil Anda sesuai dengan kedua parameter di atas. Patokan ini dapat digunakan untuk mencari oli mesin aftermarket yang sesuai dengan mesin mobil Anda.
UNTUK RESERVASI DAN KONSULTASI GRATIS, FIND US 👇
📍Jl. Sultan Agung, Windusara, Karangklesem, Kec. Purwokerto Sel., Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah 53144
📞Hubungi kami WA 0823-2551-9998